Kamis, 03 Maret 2016

Kemiskinan Masih Menghantui Jawa Barat







Oleh : Fikri Dian Parhanudin, SIP

Salah satu isu penting dalam masalah ketenagakerjaan, selain angkatan kerja dan struktur ketenagakerjaan yaitu pengangguran, masih tingginya angka pengangguran akan berimbas kepada semakin tingginya tingkat kemiskinan yang terjadi, hal demikian terjadi pula di Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia sekitar 47 juta jiwa lebih atau 20% dari jumlah penduduk di Indonesia, bonus demografi tersebut menjadi keuntungan dan tantangan tersendiri bagi pemerintah Jawa Barat.
Jumlah penduduk yang setiap tahunnya terus bertambah sejatinya harus diimbangi dengan penambahan jumlah lapangan kerja. Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan jelas akan menyebabkan kesempatan kerja menurun sehingga akan mengakibatkan terjadinya masalah-masalah social kemasyarakatan. Menurut data yang saya peroleh kebanyakan modus kejahatan yang terjadi di wilayah Jawa Barat disebabkan oleh kemiskinan, ketidak mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya apabila tidak disadari dengan keimanan dan ketakwaan maka orang tersebut cenderung akan berani berbuat apapun bahkan melanggar norma hokum yang berlaku.

Pada tahun 2015 saja menurut data BPS telah terjadi peningkatan kemiskinan di Jawa Barat yaitu sekitar 9, 57 % dan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 8,72 %. Dalam menyikapi bonus demografi dan kurangnya lapangan, serta menurunkan angka kemiskinan di Jawa Barat dalam masa kepemimpinan Gubernur Ahmad Heryawan terus berupaya untuk menciptakan 100.000 wirausahaan baru, apabila program ini berhasil tingkat kemiskinan di Jawa Barat akan berangsur-angsur menurun. Dalam rangka untuk menciptakan dan merealisasikan program tersebut Pemerintah Jawa Barat membuat Kegiatan Kredit Cinta Rakyat, yaitu kredit tanpa anggunan dengan bunga murah/terjangkau yang diberikan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) untuk terus produktif meningkatkan perekonomian.
Sejauh ini dari mulai 2011 hingga Desember 2015 telah dialokasikan dana sebesar 385 milyar rupiah. Jumlah penerima manfaat KCR sebanyak 13.396 Orang dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 31.000 orang, akan tetapi program ini belum mampu mengakomodir kebutuhan lapangan pekerjaan di Jawa Barat. Maka dari itu pemerintah Jawa Barat perlu memperluas jangkauan kerja dengan meningkatkan dana KCR tersebut, memanfaatkan CSR, atau memberikan kesempatan besar kepada calon investor untuk menanamkan modalnya di Jawa Barat baik Penanaman Modal Asing (PMA)  maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar