Senin, 07 Maret 2016

Eksistensi Budaya Sunda dalam menghadapi MEA




Oleh : Fikri Dian Parhanudin, SIP



Berangkat dari sejarah pada mulanya Jawa Barat  populer dengan sebutan tanah sunda, tatar sunda. Kerajaan tarumanegara merupakan Kerajaan sunda pertama yang berdiri pada abad ke-5 yang  telah banyak memberi corak terhadap kesusatraan dan kebudayaan sunda. Setelah kerajaan tarumanegara jatuh dikalahkan oleh kerajaan sriwijaya pada abad ke 7 mulailah banyak bermunculan beberapa kerajaan sunda kecil seperti kerajaan galuh di ciamis, kerajaan kuningan dan menurut sumber sejarah seluruh kerajaan sunda kecil tersebut pada abad ke 8 kembali lagi bersatu menjadi kerajaan sunda dan setelah itu mulailah masuk kebudayaan jawa ke tatar sunda dimulai pada masa kekuasaan Sri Jayabuphati yang sejaman dengan Raja Jawa Timur, Airlangga yang berhasil mengusai seluruh Jawa pada tahun 1037 (Weesing,1978:8). Dalam perjalanan sejarah yang panjang tersebut ada raja yang sangat tersohor di Jawa Barat yaitu prabu siliwangi yang mengusai kerajaan pakwan padjadjaran, pada masa kepemimpinan prabu siliwangi agama islam mulai masuk ke tatar sunda  yang awalnya diperkenalkan oleh seorang ulama islam gresik bernama syarif hidayatullah pada tahun 1470, sebelum masuknya islam masyarakat tatar sunda memiliki berbagai kepercayaan seperti hindu, budha, Dinamisme dan animisme, namun setelah islam hadir ke wilayah tatar sunda terjadi perubahan kepercayaan, bahkan agama islam menjadi agama dengan jumlah pemeluk terbesar ditatar sunda.
Masyarakat sunda sejak dulu memiliki budaya yang menjungjung tinggi nilai-nilai etika, sopan santun  bahkan dalam setiap diri orang sunda terpatri satu nilai silih asih, silih asah dan silih asuh. Nilai tersebut sudah ada dari jaman dulu dan terinternalisasi dalam diri orang sunda yang harus dijunjung tinggi kapanpun dan dimanapun. Silih asih, silih asah dan silih asuh memiliki pengertian bahwa orang sunda harus saling mengasihi, saling memberi untuk meningkatkan kemampuan dan saling melindungi satu sama.

Akan tetapi pada tahun 1596 kebudayaan eropa mulai masuk ketanah sunda melalui kegiatan perdagangan, lebih penting lagi pada saat itu terjadi penetrasi budaya barat  yang intensif  dan bertahap yang mengakibatkan perubahan pada budaya dan pola pemikiran orang sunda, dengan kemampuan politik praktisnya orang eropa mampu membuat orang sunda terkotak kotak sehingga pada waktu itu kaum sunda yang tidak pro kolonial dijajah oleh bangsa kolonial dan bangsa pribumi yang menjadi kaki tangan orang kolonial. Seperti yang kita ketahui bersama banyak sekali warisan budaya sunda seperti Pakaian Adat/Khas Jawa Barat yaitu kebaya, selain itu  Kesenian sunda seperti  Wayang Golek, Jaipong , Degung , Rampak gendang , Calung , Pencak Silat , Sisingaan , Kuda Lumping , Bajidoran,Cianjuran Kacapi Suling Reog. Dan yang tidak kalah hebatnya yaitu warisan Ritual Khas Jawa Barat.  Semua warisan tersebut harus terus dilestarikan dan menjadi daya Tarik pesona jawa barat dalam membangun jawa barat menjadi daerah yang maju dan sejahtera, pendidikan berbasis budaya sangat diperlukan untuk mengenalkan warisan budaya sunda kepada generasi muda.

Dalam menghadapi pergaulan dunia aspek budaya terkadang dikesampingkan yang terpenting bagaimana mempercepat akselerasi pembangunan. Hal tersebut jelas akan mencedrai bahkan membuat budaya sunda terkikis sedikit demi sedikit, apalagi dengan masifnya pertumbuhan teknologi atau masuknya era globalisasi nilai-nilai budaya asing akan mudah masuk sehingga orang sunda harus memiliki filter salah satunya adalah pondasi budaya sunda. Tahun ini Negara-negara ASEAN telah sepakat untuk melaksankan Masyarakat Ekonomi Asean yang basisnya adalah kerjasama regional dalam berbagai bidang ekonomi untuk meningkatkan  trade, invest, tourism,labour dll. dengan dimulainya MEA ini sedikitnya akan berpengaruh terhadap budaya sunda. Banyak hal yang perlu dilakukan orang sunda untuk meningkatkan daya saing dengan mengedepankan budaya sunda (pro culture).  Dengan MEA ini harus mampu menunjukan eksiting budaya sunda di tataran ASEAN, baik system dagang sikap dan karakternya, memperkenalkan budaya sunda sebagai budaya never endless yang menarik sehingga menjadi tujuan investasi, menjadi tujuan wisata budaya yang menarik seperti bali yang masyarakatnya bersama sama terus melestarikan budayanya, sebagai suatu daerah yang strategis yang dihuni oleh 46,7 juta jawa barat seharusnya mampu untuk meningkatkan daya saingnya, kejayaan sunda pada masa jaman prabu siliwangi yang didasari dengan sikap silih asah, silih asuh silih asih tersebut apabila di implementasikan oleh seluruh penduduk jawa barat dan konsen terhadap pelestarian budaya sunda maka suatu saat seluruh tatar sunda akan menjadi daerah yang maju, bahkan akan menjadi destinasi kunjungan wisata  budaya selain bali dan yogya sehingga akan meningkatkan nila jual orang sunda sebagai suku yang religious, beradat dan humanis. Sampurasunn...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar