Oleh : Fikri Dian Parhanudin, SIP
Berangkat dari sejarah pada mulanya Jawa Barat populer dengan sebutan tanah sunda, tatar
sunda. Kerajaan tarumanegara merupakan Kerajaan sunda pertama yang berdiri pada
abad ke-5 yang telah banyak memberi
corak terhadap kesusatraan dan kebudayaan sunda. Setelah kerajaan tarumanegara
jatuh dikalahkan oleh kerajaan sriwijaya pada abad ke 7 mulailah banyak
bermunculan beberapa kerajaan sunda kecil seperti kerajaan galuh di ciamis,
kerajaan kuningan dan menurut sumber sejarah seluruh kerajaan sunda kecil
tersebut pada abad ke 8 kembali lagi bersatu menjadi kerajaan sunda dan setelah
itu mulailah masuk kebudayaan jawa ke tatar sunda dimulai pada masa kekuasaan Sri
Jayabuphati yang sejaman dengan Raja Jawa Timur, Airlangga yang berhasil
mengusai seluruh Jawa pada tahun 1037 (Weesing,1978:8). Dalam perjalanan
sejarah yang panjang tersebut ada raja yang sangat tersohor di Jawa Barat yaitu
prabu siliwangi yang mengusai kerajaan pakwan padjadjaran, pada masa
kepemimpinan prabu siliwangi agama islam mulai masuk ke tatar sunda yang awalnya diperkenalkan oleh seorang ulama
islam gresik bernama syarif hidayatullah pada tahun 1470, sebelum masuknya
islam masyarakat tatar sunda memiliki berbagai kepercayaan seperti hindu,
budha, Dinamisme dan animisme, namun setelah islam hadir ke wilayah tatar sunda
terjadi perubahan kepercayaan, bahkan agama islam menjadi agama dengan jumlah pemeluk
terbesar ditatar sunda.
Masyarakat sunda sejak dulu memiliki budaya yang
menjungjung tinggi nilai-nilai etika, sopan santun bahkan dalam setiap diri orang sunda terpatri
satu nilai silih asih, silih asah dan
silih asuh. Nilai tersebut sudah ada dari jaman dulu dan terinternalisasi
dalam diri orang sunda yang harus dijunjung tinggi kapanpun dan dimanapun.
Silih asih, silih asah dan silih asuh memiliki pengertian bahwa orang sunda
harus saling mengasihi, saling memberi untuk meningkatkan kemampuan dan saling melindungi
satu sama.
Akan tetapi pada tahun 1596 kebudayaan eropa mulai masuk
ketanah sunda melalui kegiatan perdagangan, lebih penting lagi pada saat itu terjadi
penetrasi budaya barat yang intensif dan bertahap yang mengakibatkan perubahan pada
budaya dan pola pemikiran orang sunda, dengan kemampuan politik praktisnya
orang eropa mampu membuat orang sunda terkotak kotak sehingga pada waktu itu
kaum sunda yang tidak pro kolonial dijajah oleh bangsa kolonial dan bangsa
pribumi yang menjadi kaki tangan orang kolonial. Seperti yang kita
ketahui bersama banyak sekali warisan budaya sunda seperti Pakaian Adat/Khas Jawa Barat yaitu kebaya, selain itu Kesenian
sunda seperti Wayang Golek,
Jaipong ,
Degung ,
Rampak gendang , Calung , Pencak Silat , Sisingaan , Kuda Lumping , Bajidoran,Cianjuran Kacapi Suling Reog. Dan yang tidak kalah hebatnya yaitu
warisan Ritual Khas Jawa Barat. Semua warisan tersebut harus terus
dilestarikan dan menjadi daya Tarik pesona jawa barat dalam membangun jawa
barat menjadi daerah yang maju dan sejahtera, pendidikan berbasis budaya sangat
diperlukan untuk mengenalkan warisan budaya sunda kepada generasi muda.
Dalam menghadapi pergaulan dunia aspek budaya terkadang dikesampingkan
yang terpenting bagaimana mempercepat akselerasi pembangunan. Hal tersebut
jelas akan mencedrai bahkan membuat budaya sunda terkikis sedikit demi sedikit,
apalagi dengan masifnya pertumbuhan teknologi atau masuknya era globalisasi nilai-nilai
budaya asing akan mudah masuk sehingga orang sunda harus memiliki filter salah
satunya adalah pondasi budaya sunda. Tahun ini Negara-negara ASEAN telah
sepakat untuk melaksankan Masyarakat Ekonomi Asean yang basisnya adalah
kerjasama regional dalam berbagai bidang ekonomi untuk meningkatkan trade,
invest, tourism,labour dll. dengan dimulainya MEA ini sedikitnya akan
berpengaruh terhadap budaya sunda. Banyak hal yang perlu dilakukan orang sunda
untuk meningkatkan daya saing dengan mengedepankan budaya sunda (pro culture). Dengan MEA ini harus mampu menunjukan
eksiting budaya sunda di tataran ASEAN, baik system dagang sikap dan karakternya,
memperkenalkan budaya sunda sebagai budaya never
endless yang menarik sehingga menjadi tujuan investasi, menjadi tujuan
wisata budaya yang menarik seperti bali yang masyarakatnya bersama sama terus
melestarikan budayanya, sebagai suatu daerah yang strategis yang dihuni oleh
46,7 juta jawa barat seharusnya mampu untuk meningkatkan daya saingnya,
kejayaan sunda pada masa jaman prabu siliwangi yang didasari dengan sikap silih
asah, silih asuh silih asih tersebut apabila di implementasikan oleh seluruh
penduduk jawa barat dan konsen terhadap pelestarian budaya sunda maka suatu
saat seluruh tatar sunda akan menjadi daerah yang maju, bahkan akan menjadi
destinasi kunjungan wisata budaya selain
bali dan yogya sehingga akan meningkatkan nila jual orang sunda sebagai suku
yang religious, beradat dan humanis. Sampurasunn...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar