Kamis, 01 Februari 2018

PRESPEKTIF INDONESIA DALAM TULISAN MARGARET LEVI TERKAIT WHY WE NEED A NEW THEORY OF GOVERNMENT


Oleh: Fikri D. Parhanudin, SIP


Hasil gambar untuk indonesia majuDalam tulisan Margaret Levi dijelaskan secara jelas dan terperinci terkait konsep pemikiran-pemikiran tentang membangun Pemerintahan yang efektif, ilmu pemerintahan terus mengalami perkembangan dinamis seiring dengan perkembangan jaman banyak presfektif mengenai cara untuk memcapai pemerintahan efektif yang semata mata tujuanya sama untuk mencapai kesejahteraan, dalam tulisan ini dikatakan pemerintah yang efektif itu tidak hanya melindungi warganya dari kekerasan akan tetapi peran pemerintah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, menyediakan kebutuhan dan keinginan masyarakat, adanaya akuntablitas, serta memberikan kepastian politik , menurut levi pemerintahan yang paling efektif dewasa ini mungkin ada di negara demokrasi dimana setiap warga negaranya ikut serta dalam upanya pembangunan suatu negara.
 Konsep demokrasi yang kita kenal adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, namun pada kenyataanya masih banyak negara yang berhaluan demokratis belum mampu sepenuhnya memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, malahan banyak negara ketiga yang berhaluan demokratis malah gagal juga dalam memanage pemerintahannya dengan baik seperti negara di timur tengah seperti Irak, Suriah, dan Afghanistan kebanyakan orang menganggap negara tersebut adalah negara dengan system islam sejatinya negara negara tersebut sama seperti Indonesia menganut sistem pemerintahan republik dan presidensial yang notabene rakyatnya mengadakan aktivitas Partai dan Pemilu tiap beberapa periode sebagai bagian dari demokrasi dan mayoritas penduduknya beragama islam seperti Indonesia.  Kalau kita membahas mengenai konsep pemerintahan yang efektif berdasarkan data dari IMF sebagai Lembaga keuangan internasional dtentang negara terkaya di dunia yaitu sebagai berikut:



NEGARA TERKAYA DIDUNIA BERDASARKAN GDP

Sumber: IMF, 2016
Berdasarkan data tersebut bisa kita identifikasi bahwa mayoritas negara terkaya didunia tidak menggunakan system demokrasi malahan lebih cenderung monarki, dalam konsepsi pemikiran hobbes dikatakan dalam tulisan Evi: the Key to an effective government is the first, foremost, solely centralized coercive power in the hands of the monarch” secara sederhana bisa diartikan bahwa pemerintahan yang efektif itu pertama, terutama dan semata mata dengan kekuatan memaksa tangan seorang raja. Munkin untuk negara-negara pahan liberalis/neo liberalis menganggap bahwa pemerintah seperti masyarakat hidupnya tidak bebas bahkan cenderung dipaksa untuk ikut aturan pemerintah, namun pada hakekatnya dibentuknya suatu negara merupakan kesepakatan Bersama dengan tujuan yang sama yaitu kesejahteraan hal yang utama, negara-negara ketiga seperti Indonesia dengan system Pemerintahan Demokratis menurut saya malah membebankan Anggaran dan Belanja Negara tahun ini saja pada tanggal 27 Juni 2018 akan diselenggarakan pilkada di 171 daerah di Indonesia, dengan total biaya yang harus dikeluarkan pemerintah lebih dari 17 Triliun, nilai yang sangat fantatis yang dianggarkan dalam APBD melalui mekanime Hibah atau disebut juga NPHD.

Negara yang menggunakan system demokrasi terbesar dan menjadi kiblat seluruh negara demokrasi di dunia adalah Amerika Serikat, namun di awal tahun ini negara ini mengalami kebuntuan dalam pemerintahanya yang disebut dengan government shutdown sampai dengan 9 februari 2018, kejadian ini  bukan pertama kali terjadi di amerika sejak tahun 1976 sampai saat ini sudah terjadi 19 kali yang berdampak terhadap berhentinya berbagai pelayanan ang dilakukan pemerintah disana jelas hal ini secara ekonomi sangat merugikan karena banyak fasilitas negara yang berhenti dan tidak bisa diakses, hal berdampak pada berbagai sector demikian juga pariwisata yang menjadi salah satu sumber pendapatan negara tersebut demikian juga dijelaskan dalam koran Washingtonpost. bahwa “Government shutdowns, they say, are uniquely American and hardly an indication of the demise of Western democracy” yang memiliki arti bahwa mereka government shutdown mengatakan adalah suatu keunikan amerika dan merupakan indikasi dari kematian demokrasi.
Teori Pemerintahan terus mengalami dinamika, di eropa saja pada awal lahirnya negara eropa modern karena akibat dari perang atau kolonialisasi yang menjadi triger lahir dan berkembangnya pemukinan negara-negara modern dengan teori mengadopsi nilai, institusi dan konstitusi negara lain dengan memodifikasinya sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,namun di era pemerintahan modern seperti sekarang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi selain teori akuntabilitas penyelenggara pemerintahan yang secara regular hidup dari masyarakat harus mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi makro maupun mikro, banyak aspek yang harus diperhatikan.
Pemerintah yang efektif juga dijelaskan dalam tulisan levi yaotu mapu menjamin hak hak pribadi seseorang, adanya perlakuan hukum yang sama, dan adanya fasilitas pemerintah yang memungkinkan warganya berkembang. tapi dalam kenyataanya masih banyak pemerintah, yang mampu menciptakan perdamaian dan kesejahteraan masyarakatnya, masih belum sepenhnya memeuhi kebutuhan rakyat. Masih banyak yang lebih memperhatikan kepentingan pribadi dan golongan, dengan mengatur ekonomi, menginjak kebebasan hak sipil , menghambat ilmu pengetahuan dan Kemajuan teknologi, pemerintah seperti ini apabila dibiarkan akan bisa menindas rakyatnya,  kemudian bisa berdampak terhadap terjadinya penurunan ekonomi.
Kemudian dalam mengelola pemerintah bisa dianalogikan seperti membuat kue, kita harus memperhatikan berbagai hal dari mulai bahan, resep dll, semua hal tersebut  harus diperhatikan, Margaret juga menjelaskan bahwa bahwa bahan bahan untuk membuat pemerintahan itu efektif dengan:
1.    Pengaturan kelembagaan yang efektif
2.    Kepemimpinan yang mampu memberikan keamanan dan pelayanan terhadap masyarakat
3.    Kemudahan masyarakat dalam mengakses ilmu pengetahuan dan informasi
4.    Permerintahan yang yang bersih dan adil,
Faktor-faktor diatas memang telah diakui dan dijadikan dasar sebagai indicator pembangunan pemerintahan yang efektif,selain faktor diatas memang faktor kepemimpinan menjadi hal penting yang harus diperhatikan pemimpin sebagai ujung tombak dari lahirnya kebijakan-kebijakan suatu negara, dalam tulisan levi dijelaskan juga bahwa tugas pemimpin itu juga harus mampu membujuk konstituenya ikut dalam melaksanakan perundang undangan, apabila pemimpin ingin mendaptkan dukungan konstituenya maka jelas pemimpin harus orang yang kredibel sehingga apapun kebijakan yang dibuat semata mata untuk kepentingan masyrakat, di zaman skandinavian pemimpin memiliki kekuatan untuk memberi informasi yang salah dan untuk memanipulasi, tetapi mereka juga memiliki kekuatan untuk menginspirasi, sehingga faktor kepeminpinan sangat penting dalam memnciptakan pemerintah yang efektif. Kesimpulan dari tulisan ini mengatakan bahwa Lembaga pemerintah yang tepat adalah kunci yang efektif dalam penyelenggaraan pemerintahan, akan tetapi peran dan kualitas pemimpin sama pentingnya, masyarakat sebagai konstituen jelas akan percaya dengan pemerintahan apabila penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan nilai, norma dan aturan hokum yang berlaku ataun  hukum positif yang ada, sebagai konstituen masyarakat di era modern akan ikut serta dalam melaksanakan pemerintahan, maka pemerintah dituntut harus responsive terhadapa berbagai gejala dan lagat dinamika yang terjadi di masyakat. Sehingga memang penting kita mengetahui ilmu teori ilmu pemerintaha  baru mengikuti dinamika nasional, regional dan internasional, apabila ilmu baru itu pantas dan bisa dilaksanakan dan mampu menciptakan lebih banyak kesejahteraan why not kita implementasikan namun disesuaikan dengan adat istidat dan kearifan local.
Berbicara tentang konsep pemerintahan yang baik dengan berbagai faktor diatas apabila saya analisi dengan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, mungkin negara ini masih perlu banyak belajar bagaimana membentuk pemerintahan yang efektif dan efisien, Indonesia adalah negara besar, jumlah penduduk Indonesia sesuai release dari DUKCAPIL Kemendagri yang melakukan perekaman sudah sebanyak 78% dari total penduduk waib KTP, kekuatan demografi kita pada tahun 2017 sebanyak lebih dari 261 juta, ini merupakan bonus demografi yang kita miliki yang apabila bisa dimanfaatkan akan mampu meningkatkan perekonomian, akan tetapi apabila sebaliknya pemerintah tidak aware maka kemiskinan akan terus menghantui negara ini.
Pada tahun ini merupakan tahun politik 171 Daerah akan melaksanakan pemilu serentak, lebih dari 500 calon diusung partai politik maupun gabungan partai politik akan bersaing dalam memperebutkan kursi kepala daerah baik gubernur, bupati maupun walikota, triliunan rupiah uang negara akan terbuang dalam mensukseskan pemilu ini, namun apakah calon yang terpilih akan mampu menciptakan pemerintahan yang lebih baik kedepanya atau malah menyebabkan kegagalan, apakah system demokrasi ini sudah dianggap efektif dilaksanakan atau belum, tiap lima tahunnya di Indonesia dilaksanakan pemilu berdasarkan data dari Direkotrat FKDH Kemendagri 524 Calon Kepala daerah pada pemilukada 2018 ini adalah pengusaha, apakah suatu saat mereka akan berhenti dari usahanya atau malah mampang mumpung untuk membuka kran usahanya selebar munkin, jelas sekali manusia pada hakekatnya tidak akan pernah puas sesuai pribahasa yang mengatakan homo homini lupus, yang berarti manusia adalah serigala bagi manusia lainnya, selain itu dalam proses persiapan tahapan tahapan politik juga akhir akhir ini ada pemberitaan kataya untuk mendapatkan  tiket diusung partai politik menjadi calon kepala daerah harus membanyar mahar yang jumlahnya sangat besar, dan ironisnya katanya kebanyakan calon-calon ini selain diusung partai politik mereka juga didukung oleh kumpulan-kumpulan pengusaha yang membiayainya.
saya menyakini pasti semua ada kepentingan, apakah itu yang dinamakan pemerintah yang efeketif, banyak faktor yang melatar belakangi efektivitas pemerintahan menurut tulisan levi, namun dalam konteks negara indonesia faktor kepemimpinan atau proses pemilihan pemimpinya saja belum beres bagaimana faktor yang lainnya,
Demikian tulisan saya terimakasih.